Wednesday, May 6, 2009

strategi dakwah islam di eropah

"Fenomena para da'i di dunia Islam saat ini merupakan fenomena yang menggembirakan dan layak mendapatkan dukungan serta apresiasi," demikian salah satu pernyataan Dr. Lena Larsen, guru besar Studi Islam di Universitas Oslo.

Menurut mantan Ketua Majlis Islami Norwegia ini, para dai tersebut di samping mempunyai bakat dakwah yang cukup baik, mereka juga mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang. Namun, tambah Larsen, untuk kesuksesan dakwah Islam terutama di Barat, sangat dibuthkan adanya organisasi dakwah Islamiyah skala internasional yang mampu membentuk dan membina da'i-da'i modern yang handal yang mampu melaksanakan dakwahnya di era globalisasi ini.

Di sela-sela Muktamar Islam Internasional yang diadakan Majlis A'la li as-Syu'un al-Islamiyah di Kairo, wanita yang mempunyai pengalaman lebih dari 25 tahun ini bercerita banyak kepada Asyarq Awsath tentang lika-liku dakwah dan kisah dia masuk Islam.

Apa sebab Anda memeluk Islam?


Saya telah menjadi muslimah lebih dari 25 tahun. Sebelumnya saya beragama kristen, waktu itu usiaku 17 tahun. Saya masuk Islam lewat seorang Muslimah yang saya lihat sedang shalat maghrib. Saya tidak tahu apa-apa tentang shalat. "Kamu kerjakan apa?" tanya saya padanya. "Saya shalat menyembah Allah," jawabnya. "Apa itu shalat? dan kamu beragama apa?" tanya saya kembali. "Saya Muslimah, dan shalat adalah kewajiban bagi semua Muslim," jawabnya untuk yang kedua kali. Begitulah, saya meminta penjelasan tentang Islam, shalat, dan banyak hal tentang ritual-ritual wajib dalam Islam. Semenjak hari itu, saya banyak baca buku tentang Islam dan belajar lewat beberapa ulama sampai akhirnya Allah memberikan hidayah Islam pada saya. Alhamdulillah kemudian saya menikah dengan pria Muslim dari Yordania, dia seorang insiyur komputer dan berkerja di Rabithah Islamiyah di Norwegia.

Apa reaksi keluarga Anda saat mengetahui keislaman Anda?

Keluarga tidak ada yang menentang keputusanku untuk memeluk Islam. Hal ini karena orang Eropa cenderung menghormati kebebasan termasuk kebebasan beragama. Sehingga tidak mungkin kita temukan satu pun orang yang mengatakan kepada anak dan istrinya, "ayo ke gereja atau ayo beribadah. Saat saya putuskan untuk menjadi Muslimah, saya tetap tinggal bersama mereka, namun saya menolak beberpa hal prinsip seperti masalah makanan haram. Begitupun sebaliknya mereka keberatan jika saya memakai jilbab, hanya saja saya tetap melakukannya dengan alasan kebebasan dan tidak ada satu pun orang yang boleh melanggar kebebasan saya.

Bagaimana cara Anda melayani Agama Anda terutama dalam kondisi yang dihadapi Islam saat ini dari berbagai berita-berita yang menyesatkan tentang Islam?

Saya telah menyerahakan hidup saya untuk berdakwah kepada Allah. Saya belajar Bahasa Arab agar mampu membaca buku-buku agama berbahasa Arab sehingga saya mendapatkan pengetahuan yang bayak tentang Islam. Dan Alhamdulilah, saya pernah menjabat ketua Majlis Islami di Norwegia selama dua tahun lebih. Selama menjabat ketua, saya telah berusaha melakukan beberapa hal untuk pelayanan Muslimin Norwegia. Yang membatu tugas berat saya ini adalah karena saya asli Norwegia, saya tahu pasti kondisi masyarakat dan budaya Norwegia. Dan juga mungkin karena saya adalah satu-satunya wanita dalam sejarah dunia yang menjabat ketua dalam organisasi semacam ini. Saat ini saya menyibukkan diri pada pendidikan agama bagi para muslimah di masjid-masjid. Saya juga menerjemah beberapa kitab Islam ke Bahsa Norwegia, sebagai kesibukan tambahan di sela-sela tugas saya sebagai profesor Studi Islam di Universitas Oslo. Yang pasti fokus saya adalah dakwah Islamiyah yang telah saya lakukan sejak awal saya masuk Islam. Wanita dan laki-laki menurut saya dalam hal ini sama. mereka sama dituntut untuk melaksanakan dakwah Islamiyah dengan baik.

Bagaimana pendapat Anda mengenai Fonemena da'i-da'i baru yang tersebar di seluruh dunia Islam. Meraka rata-rata bukanlah di bawah organisasi resmi di negara meraka, meraka inilah yang disebut "da'i bebas". Fenomena ini telah menjadi polemik di dunia Islam, sebagian mendukung dan mengapresiasi mereka, namun sebagian lainnya mentang dengan alasan bahwa mereka bukanlah orang-orang yang terlatih dalam dakwah kepada Allah?

Ya, saya pribadi mendukung mereka, karena ini merupakan fonemena yang bagus. Mereka layak mendapat dukungan. Mereka orang berbakat yang mempunyai kemampuan lebih dalam memahami apa yang dibutuhkan orang, karena mereka mampu menyetuh konteks mayarakat secara khusus, teruatama sasaaran dakwah meraka para pemuda dan memberikan pengetahuan Islam yang benar. Namun mereka semestinya tidak masuk pada masalah perbedaan (khilafiyah) untuk menjaga persatuan umat Islam. Mereka lebih baik fokus pada ajaran-ajaran yang baik dari Islam serta keindahannya. Ajaran mulia yang dibawa Islam dan pengaruhnya terhadap kehidupan individu dan sosial. Saat ini kita memang butuh da'i modern yang mampu memahami realita dan mampu mnecari solusi dari problematika hidup yang dihadapi umat Islam dengan modote cemerlang dan menarik.

Dari pengalaman Anda, Apa yang menjadi problem terbesar yang dihadapi umat Islam Norwegia, dan bagaimana Anda menyelesaikannya?

Sebelumnya, perlu saya tekankan di sini bahwa Norwegia adalah negara maju, dakwah di sana memerlukan da'i-da'i handal dan mempunyai wawasan luas. Sayangya, kualitas da'i yang ada, khususnya saat bulan Ramadhan, masih jauh dari yang kita harapkan. Karenanya, saya bilang harus ada peran organisasi dakwah di dunia Islam yang bertugas membentuk da'i-dai Islam modern yang mampu melaksanakan dakwah di era globalisasi. Dari sinilah, saya meminta para da'i yang disiapkan untuk dakwah di Barat, baik dari dunia Arab atau Islam secara umum, agar memiliki wawasan yang cukup tentang budaya bangsa lain, di samping pengetahuan mereka tentang fikih maqasid (tujuan hukum) dan kemampuan menghubungkannya dengan konteks kekinian serta memampu mengeksplorasi keajaiban-ajaiban ilmiah dalam Alquran dan Sunnah sebagai bukti kebenaran ajaran Islam. Yang terakhir cukup penting mengingat orang Barat lebih memuliakan akal dan ilmu pengetahuan di atas segalanya. Islam adalah agama akal dan ilmu.

Menurut Anda apa faktor penyebab beberapa media di Eropa cenderung menentang Islam dan bahkan melecehkan Islam?

Sebagimana yang saya katakan, secara umum, Barat mensucikan kebebasan, ini satu sisi. Dari sisi yang lain, di Barat tidak mengenal norma-norma susila, bahkan di Kristen kita juga melihat mereka melecehkan Isa AlMasih, Jadi norma-norma susila dan etika bagi orang barat adalah sesuatu yang remeh. Menurut saya, untuk mengahadapi hinaan dan pelecehan kita harus menggunakan dialog yang sehat. Jadi, dunia Islam dituntut untuk melakukan dialog dengan Barat. Kita juga dituntut untuk memberikan informasi yang benar tentang Islam dan menjelaskan hal-hal yang selama ini dianggap ancaman bagi mereka, seperti masalah terorisme dan lainya. Sayangnya, banyak orang menyakini bahwa Islam mengajak umatnya kepada radikalisme dan terorisme dan membenci orang-orang di luar Islam serta budaya mereka. Karena itulah respons mereka terhadap Islam adalah kebencian dan ketakutan. Jadi, yang paling penting adalahagar umat Islam mampu memberikan penjelasan yang benar tentang syariat Islam dan terorisme dalam bingkai dialog yang sehat.alwsath/taq

No comments:

Post a Comment